Friday, March 25, 2011

peristiwa menuju nkemerdekaan

Setiap tanggal 17 Agustus seluruh rakyat Indonesia selalu menyambut hari kemerdekaan Indonesia dengan antusias dan penuh semangat, karena momentum yang bersejarah ini tidak bisa dipisahkan dari tokoh nasional yang memproklamirkan teks proklamasi dihadapan ratusan rakyat Indonesia, mereka adalah “Soekarno-Hatta”. Ketika di proklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 ini merupakan tonggak baru sejarah kehidupan rakyat Indonesia untuk membangun sebuah peradaban baru yang lepas dari intervensi Negara Kolonial. Proklamasi kemerdekaan Indonesia laksana fajar menyingsing menyinarkan cahaya kehidupan baru di bumi persada nusantara. Seluruh lapisan masyarakat bangsa Indonesia di segenap pelosok tanah air, menyambutnya dengan rasa syukur, rasa haru, dan suka cita tiada terhingga. Alhamdulillah, berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Sejarah membuktikan pula bahwa kekuatan rakyat dan pejuang menjadi kekuatan yang ampuh untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Oleh karena itu, peristiwa penting ini merupakan simbol kekuatan bersenjata bersama-sama rakyat pejuang bahu-membahu berhasil memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Menuju Proklamai Kemerdekaan RI

Perkembangan politik dan ekonomi yang terjadi di Jepang selalu diikuti dengan cermat oleh kelompok intelektual nasionalis Indonesia. Mereka merupakan pemimpin nasional yang mempelopori perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Di antara mereka ada yang sengaja datang dan belajar atau berkunjung ke Jepang, untuk mengenal lebih dekat proses berakarnya nasionalisme Jepang dalam masyarakat luas. Sebenarnya kaum intelektual indonesia sudah banyak yang dipengaruhi oleh berkembangnya pemikiran nasionalisme di Eropa yang menentang kolonialisme dan imperialisme. Tokoh-tokoh intelektual Indonesia pada tahun 1930an seperti Soekarno dan Hatta mempunyai sikap dan pandangan bahwa republik ini harus merdeka dari penjajahan. Didukinya wilayah indonesia oleh Jepang selama empat tahun ini ketika terjadi perang pasifik yang disadari oleh tokoh-tokoh pejuang Indonesia apakah kita melawan kependudukan jepang atau memerdekan Republik ini dan ketika Jepang sudah diambang kekalah oleh sekutu keadaan ini dijadikan momentum bagi para tokoh-tokoh pejuang kita untuk segera memerdekan diri untuk menjadi negara yang berdaulat. Berita tentang menyerahnya Jepang kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 diperoleh melalui pemberitaan radio yang kemudian disampaikan kepada para tokoh-tokoh nasionalis Indonesia. Kemerdekaan yang dimiliki Indonesia jelas-jelas bukan sebagai hadiah dari pemerintahan Jepang tetapi justru melalui perjuangan yang sangat panjang sejak penjajahan Belanda dan kehadiran Jepang di Indonesia berikut kekalahannya dari sekutu ini merupakan salah satu faktor yang mempercepat proses kemerdekaan Indonesia.

Apakah kita sudah merdeka sepenuhnya?

Memang secara fisik kita sudah merdeka dari penjajah, tetapi kita harus banyak belajar dan menyadari bahwa sebenarnya kita belum merdeka secara total, karena penjajahan di era sekarang ini bukan lagi penjajahan dalam bentuk fisik tetapi kita dijajah dalam bentuk nonfisik. Negara kita yang kaya akan Sumber Daya Alamnya sekarang banyak dikuasai dan dieksploitasi oleh pihak asing dan ini membuktikan bahwa sebenarnya negeri ini belum sungguh-sungguh merdeka, kita lihat kemiskinan dimana-mana sehingga rakyat menjerit setiap hari, mahalnya biaya pendidikan, pembangunan nasional yang terhambat, angka pengangguran yang terus meningkat, krisis ekonomi yang masih terus menghantui kita, dan utang luar negeri yang belum juga terselesaikan, ditambah lagi baru-baru ini kita di guncang isu terorisme dan, apakah ini yang dinamakan M E R D E K A?. Secara politik kita belum berdaulat sepenuhnya, ini terlihat dari kebijakan pemerintah yang sepenuhnya belum berpihak kepada rakyat dan betapa seringnya kita belum berani mengambil sikap politik yang cenderung dipengaruhi oleh hegemoni barat dan secara martabat dimata internasional kita belum sepenuhnya diperhitungkan dalam mempengaruhi kebijakan internasional, dan bentuk lain dari penjajahan yang kita rasakan adalah penjajahan dalam bentuk wacana dan opini, para penjajah semaksimal mungkin melanggengkan misi mereka dengan kendaraan kapitalisme global untuk menguasai dunia dengan isu yang sangat variatif dan tersistematis diantaranya adalah isu HAM, Demokrasi, Perdagangan Bebas, Jender dll, dan semaksimal mungkin memainka isu tersebut dengan sangat terhiden. Disamping itu semua yang paling ironis adalah pada saat sekarang ini kita dijajah dalam bentuk budaya yang mana budaya hidonisme dan materealistis telah merasuki sendi budaya kita dan ini sudah menjadi gaya hidup bagi generasi muda kita sekarang, sementara kita ketahui bahwa budaya kita penuh dengan aturan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dan menjunjung tinggi kebenaran.

Melanjutkan Kemerdekaan

Pada momentum memperingati hari proklamasi yang ke 64, inilah saatnya kita harus melanjutkan perjuangan para pejuang kita terdahulu yang telah memproklamirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia karena penjajahan yang kita hadapi tidak sama dengan penjajahan yang telah dihadapi oleh para pendahulu kita. Sekarang kita telah dijajah melalui bentuk yang tidak kelihatan seperti politik, ekonomi, dan budaya dan seyogiyanya segera mungkin harus dibebaskan dari intervensi dan hegemoni bangsa lain sehingga kita benar-benar menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat, saya mau mengutip apa yang disampaikan oleh Bung Hatta ”lebih baik kita tenggelam dalam dasar lautan yang dalam dari pada kita menjadi embel-embel bang asing (Hatta) dari pernyataan Hatta ini tergambar bahwa sebenarnya kita harus benar-benar berdaulat dan merdeka secara ekonomi dan politik tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga merdeka dalam bentuk nonfisik, sehingga kedepan akan hadir pemimpin-pemimpin yang visioner dan progresif pemimpin yang bisa melihat gambaran masa depan untuk dan cita-cita yang diinginkan sehingga mampu mengarahkan rakyat untuk menggali potensi yang ada dan lebih bermartabat dimata bangsa lain dan juga untuk membawa kita keluar dari krisis bangsa menuju perubahan yang lebih cepat lebih baik.

0 comments:

Post a Comment